بَابُ النَّعْتِ
Na‘at (sifat) adalah kata yang berfungsi menjelaskan atau menerangkan man‘ūt (kata yang disifati). Dalam nahwu, na‘at wajib mengikuti man‘ut dalam lima hal: raf‘a, nashab, khafdh, ma‘rifat, dan nakirah.
Artinya: apapun kedudukan i‘rab man‘ut, maka sifatnya wajib menyesuaikan. Begitu juga status ma‘rifat–nakirahnya; tidak boleh berbeda.
📌 Contoh Na‘at yang Mengikuti Man‘ut
رَأَيْتُ زَيْدًا العَاقِلَ
مَرَرْتُ بِزَيْدٍ العَاقِلِ
Penjelasan:
- زَيْدٌ → rafa‘ → maka العَاقِلُ rafa‘.
- زَيْدًا → nashab → maka العَاقِلَ nashab.
- زَيْدٍ → khafdh → maka العَاقِلِ khafdh.
Inilah patokan utama bab Na‘at: na‘at mengikuti man‘ut tanpa pengecualian.
📌 Macam-Macam Ma‘rifat (5 Jenis)
Menurut Matan al-Jurumiyyah, ma‘rifat terdiri dari lima bentuk utama:
-
Isim Dhamir (kata ganti)
Contoh: أَنَا (aku), أَنْتَ (engkau) -
Isim ‘Alam (nama khusus)
Contoh: زَيْد (Zaid), مَكَّة (Makkah) -
Isim Mubham (kata tunjuk)
Contoh: هَذَا (ini laki-laki), هَذِهِ (ini perempuan), هَؤُلَاءِ (mereka) -
Isim yang memakai alif-lam (ال)
Contoh: الرَّجُل (laki-laki itu), الغُلَام (anak laki-laki itu) -
Isim mudhaf kepada salah satu dari empat jenis ma‘rifat di atas
Contoh: غُلَامُ الرَّجُلِ (anak laki-laki milik laki-laki itu)
📌 Nakirah: Kebalikan dari Ma‘rifat
Nakirah adalah isim yang maknanya umum dan tidak menunjuk sesuatu yang spesifik. Cara paling mudah mengenalinya:
Setiap isim yang bisa dimasuki “ال” berarti asalnya nakirah.
Contoh:
غُلَام → الغُلَامُ
Jika man‘ut nakirah, maka na‘at-nya juga harus nakirah. Jika man‘ut ma‘rifat, na‘at-nya wajib ma‘rifat.
📌 Ringkasan Penting
- Na‘at = sifat.
- Man‘ut = kata yang disifati.
- Na‘at wajib mengikuti man‘ut dalam:
- Raf‘
- Nashab
- Khafdh
- Ma‘rifat
- Nakirah